Author: Success and Wisdom,
•8:47 PM








Alkisah disebuah desa yang jauh dari kota, terdapat sebuah keluarga terpandang yang tinggal disana. Keluarga tersebut terdiri dari sepasang suami istri dan anak tunggalnya. Sang suami adalah petani terkaya didesa itu, namun walaupun dia begitu kaya tapi orangnya sangatlah dermawan, dia selalu memberikan derma kepada orang yang kurang mampu, begitu juga sang istri. Namun sayang, anak tunggal yang telah berusia 18 tahun itu, sangat lah manja, dan memiliki sifat yang dibenci orangtuanya, yaitu suka meremehkan orang lain.

Setiap bulannya sang suami istri selalu mengumpuli pengemis-pengemis untuk dibagikan beras hasil panen, melihat hal tersebut, sang anak sangatlah kesal melihat pengemis yang berbondong-bondong datang kerumah nya untuk mendapatkan beras tersebut.

"Pengemis bodoh, taunya hanya meminta-minta saja, lebih baik kalian mati saja, daripada kalian selalu menyusahkan orang tua saya saja" sahut anak tersebut

Mendengar kata-kata dari anak tersebut, para pengemis hanya mampu mengelus-ngelus dada dengan perasaan yang sangat sedih

Pada suatu hari sang anak berjalan-jalan disekitar rumahnya, tanpa disadari semakin lama dia semakin jauh berjalan hingga berada didalam hutan, dan dia pun tersesat. Sang anak yang mulai panik, mulai berteriak-teriak minta tolong sehingga suaranya membangunkan harimau yang sedang tidur.Dengan marah harimau tersebut mendekati anak tersebut, dan berusaha untuk memakannya.Harimau tersebut mendekatinya dan hendak menerkamnya. Dalam waktu yang bersamaan, segerombolan pengemis melemparkan batu dan kayu ke arah harimau tersebut, sehingga membuat harimau itu mengurungkan niatnya, dan melarikan diri.

Melihat gerombolan pengemis yang ternyata adalah pengemis yang selalu diberikan derma oleh orang tuanya, sang anak pun malu. Karena selama ini selalu meremehkan pengemis-pengemis tersebut.

"Terima kasih atas bantuannya, kalian telah menyelamatkan nyawa ku" kata anak tersebut
"Syukurlah kamu tidak apa-apa, sesungguhnya manusia diciptakan untuk saling menolong" sahut pengemis yang paling tua
"Dengarlah anak muda, siapapun dia, bagaimanapun status dia, jangan perna meremehkan orang lain, karena mungkin saja suatu saat dia akan menjadi penyelamat diri mu" sambung pengemis tersebut

Mendengar kata-kata tersebut, anak tersebut pun menyadari kesalahannya, dan berjanji akan selalu untuk menghargai orang sekecil apapun status orang tersebut.

~Cerita diatas sering terjadi dikehidupan sekarang, manusia selalu menbedakan-bedakan dirinya dengan orang lain, hanya dari segi materi, status, jabatan dan hal-hal yang bersifat duniawi dan keegoisan semata. Ada baiknya kita selalu menghargai setiap orang, siapapun dia, apapun status dia, karena setiap manusia pasti punya kelebihan dan kekurangannya. Tidak ada yang sempurna didunia ini. dan tidak ada seseorang yang terlahir hanya memiliki segi negatifnya saja. Hargai lah setiap orang seperti kita menghargai diri kita sendiri!!"

Dari Saya,

Success and Wisdom

Bodhi Taruna

|
Author: Success and Wisdom,
•9:23 PM







Di sebuah perusahaan rel kereta api ada seorang pegawai, namanya Nick.Dia sangat rajin bekerja, dan sangat bertanggung jawab, tetapi dia

mempunyai satu kekurangan, yaitu dia tidak mempunyai harapan apapun terhadap hidupnya, dia melihat dunia ini dengan pandangan tanpa harapan sama sekali.

Pada suatu hari semua karyawan bergegas untuk merayakan ulang tahun bos mereka, semuanya pulang lebih awal dengan cepat sekali. Yang tidak sengaja terjadi adalah, Nick terkunci di sebuah mobil pengangkut es yang belum sempat dibetulkan. Nick berteriak, memukul pintu dengan keras, semua orang di kantor sudah pergi merayakan ulang tahun bosnya, maka tidak ada yang mendengarnya. Tangannya sudah merah kebengkak-bengkakan memukul pintu mobil itu, suaranya sudah serak akibat berteriak terus, tetapi tetap tidak ada orang yang mempedulikannya, akhirnya dia duduk di dalam sambil menghelakan nafas yang panjang. Semakin dia berpikir semakin dia merasa takut, dalam hatinya dia berpikir: Dalam mobil pengangkut es suhunya pasti di bawah 0 derajat, kalau dia tidak segera keluar dari situ, pasti akan mati kedinginan. Dia terpaksa dengan tangan yang gemetar, mencari secarik kertas dan sebuah bolpen, menuliskan surat wasiatnya.

Keesokkan harinya, semua karyawan pun datang bekerja. Mereka membuka pintu mobil pengangkut es tersebut, dan sangat terkejut menemukan Nick yang terbaring di dalam. Mereka segera mengantarkan Nick untuk ditolong, tetapi dia sudah tidak bernyawa lagi. Tetapi yang paling mereka kagetkan adalah, listrik mobil untuk menghidupkan mesin itu tidak dihubungkan, dalam mobil yang besar itu juga ada cukup oksigen untuknya, yang paling mereka herankan adalah suhu dalam mobil itu hanya 28 derajat saja, tetapi Nick malah mati "kedinginan"!!

~ Nick bukanlah mati karena suhu dalam mobil terlalu rendah, dia mati dalam titik es di dalam hatinya. Dia sudah menghakimi dirinya sebuah hukuman mati, bagaimana dapat hidup terus? Dalam hidup kita sering kali kita merasa minder, kurang percaya diri, dan tidak yakin bahwa diri kita mampu melakukan hal-hal yang kita anggap tidak mungkin untuk dilakukan. Kita terlalu sibuk membuat "Titik Es" akan kemampuan kita. Mari mulai sekarang yakin lah pada kemampuan kita, cairkan "Titik Es" yang membeku didalam hati kita. Jangan perna mengganggap diri kita rendah, kita mampu melakukan apapun selama kita pikir kita bisa, Percaya !!!~


Dari Saya,

Success and Wisdom

Bodhi Taruna


|
Author: Success and Wisdom,
•9:20 PM







Alkisah terdapat seekor kera yang hidup disebuah hutan yang rindang. Kera tersebut selalu duduk melamun disebuah pohon mangga, dan menunggu ada buah mangga yang jatuh dari pohon itu. Namun hari itu, dia sedang bernasib sial, karena tidak ada satu pun buah mangga yang jatuh, dari pohon mangga tersebut.

Dalam perasaan sedih dan perut yang lapar, datang lah seekor gajah mendekati kera tersebut.

"Kenapa engkau duduk termenung wahai kera kecil" tanya gajah tersebut

"Aku sedang menunggu jatuhnya buah mangga dari pohon ini, dan aku akan
memakannya, namun dari tadi pagi hingga siang ini, belum ada satu pun mangga
yang jatuh, sungguh menyebalkan" jawab kera dengan kesal

"Kenapa engkau tidak memanjatnya, bukankah kamu bisa memanjat" Tanya gajah tersebut lagi

"Aku tidak biasa memanjat, karena aku hanyalah kera kecil, tidak mungkin aku bisa
melakukan hal tersebut" Ucap kera sambil menundukkan kepala nya

Gajah menghelakan napas nya, dan berkata

"Ketahui lah kera kecil, "Tidak Ada Makan Siang Yang Gratis" dalam hidup ini,
semua hasil yang diperoleh, bukan karena datang secara tiba-tiba, namun karena
usaha dan kerja keras"

Gajah menambahkan lagi,

"Tidak ada yang tidak bisa dalam hidup ini, kalo kita ada kemauan untuk berusaha,
ingat lah kera kecil, jikalau engkau ingin memiliki makanan yang berlimpah, berusahalah
raih semua buah mangga dari pohon ini, jangan hanya menunggu buah itu jatuh"

Sejenak kera kecil pun menyadari kesalahannya, dan dia pun berjanji untuk selalu berusaha, karena dia menyadari "Tidak Ada Makan Siang Gratis" di dunia ini.

~ Banyak yang berpikir untuk selalu menunggu datangnya kesuksesan tanpa ada usaha, niat,
keyakinan dan kerja keras. Ingat, kesuksesan akan menjadi milik kita, apabila kita ingin mendapatkannya, bukan menunggunya. "Tidak Ada Makan Siang Yang Gratis" menyadarkan kita bahwa hidup perlu usaha, bukan hanya menunggu~

Dari Saya,

Success and Wisdom

Bodhi Taruna
|
Author: Success and Wisdom,
•9:16 PM





Seekor tikus mengintip di balik celah di tembok untuk mengamati sang petani dan isterinya membuka sebuah bungkusan. Ada makanan pikirnya? Dia terkejut sekali, ternyata bungkusan itu berisi perangkap tikus. Lari kembali ke ladang pertanian itu, tikus itu menjerit memberi peringatan; "Awas, ada perangkap tikus di dalam rumah, hati-hati, ada perangkap tikus di dalam rumah!"

Sang ayam dengan tenang berkokok dan sambil tetap menggaruk tanah,
mengangkat kepalanya dan berkata, "Ya maafkan aku, Pak Tikus, aku tahu ini memang masalah besar bagi kamu, tapi buat aku secara pribadi tak ada masalahnya. Jadi jangan buat aku peninglah."

Tikus berbalik dan pergi menuju sang kambing, katanya, "Ada perangkap tikus di dalam rumah, sebuah perangkap tikus di rumah!" "Wah, aku menyesal dengar kabar ini," si kambing menghibur dengan penuh
simpati, "tetapi tak ada sesuatupun yang bisa kulakukan kecuali berdoa. Yakinlah, kamu sentiasa ada dalam doa doaku!"

Tikus kemudian berbelok menuju si lembu. " Oh? sebuah perangkap tikus, jadi saya dalam bahaya besar ya?" kata lembu itu sambil ketawa.

Jadi tikus itu kembalilah ke rumah, kepala tertunduk dan merasa begitu patah hati, kesal dan sedih, terpaksa menghadapi perangkap tikus itu sendirian.

Malam itu juga terdengar suara bergema diseluruh rumah, seperti bunyi
perangkap tikus yang berjaya menangkap mangsanya. Isteri petani berlari
pergi melihat apa yang terperangkap. Di dalam kegelapan itu dia tak bisa melihat bahwa yang terjebak itu adalah seekor ular berbisa. Ular itu sempat mematuk tangan isteri petani itu. Petani itu bergegas membawanya ke rumah sakit.

Dia kembali ke rumah dengan demam. Sudah menjadi kebiasaan setiap orang akan memberikan orang yg sakit demam panas minum sup ayam segar, jadi petani itu pun mengambil goloknya dan pergilah dia ke belakang mencari bahan-bahan untuk supnya itu.

Penyakit isterinya berkelanjutan sehingga teman-teman dan tetangganya datang menjenguk, dari jam ke jam selalu ada saja para tamu. Petani itupun menyembelih kambingnya untuk memberi makan para tamu itu.

Isteri petani itu tak kunjung sembuh. Dia mati, jadi makin banyak lagi
orang-orang yang datang untuk pemakamannya sehingga petani itu terpaksalah menyembelih lembunya agar dapat memberi makan para pelayat itu.


~Apabila kamu dengar ada seseorang yang menghadapi masalah dan kamu pikir itu tidak ada kaitannya dengan kamu, ingatlah bahwa apabila ada 'perangkap tikus' di dalam rumah, seluruh 'ladang pertanian' ikut menanggung risikonya. Sikap mementingkan diri sendiri lebih banyak keburukan dari baiknya.~


Dari saya,
Success and Wisdom

Bodhi Taruna

|
Author: Success and Wisdom,
•9:12 PM








Ketika musim kemarau baru saja mulai, seekor Burung Pipit mulai merasakan tubuhnya kepanasan, lalu mengumpat pada lingkungan yang dituduhnya tidak bersahabat.
Dia lalu memutuskan untuk meninggalkan tempat yang sejak dahulu menjadi habitatnya, terbang jauh ke utara yang konon kabarnya, udaranya selalu dingin dan sejuk.Benar, pelan pelan dia merasakan kesejukan udara, makin ke utara makin sejuk, dia semakin bersemangat memacu terbangnya lebih ke utara lagi.
Terbawa oleh nafsu, dia tak merasakan sayapnya yang mulai tertempel salju, makin lama makin tebal, dan akhirnya dia jatuh ke tanah karena tubuhnya terbungkus salju. Sampai ke tanah, salju yang menempel di sayapnya justru bertambah tebal.
Si Burung pipit tak mampu berbuat apa apa, menyangka bahwa riwayatnya telah tamat. Dia merintih menyesali nasibnya.Mendengar suara rintihan, seekor Kerbau y! ang kebetulan lewat datang menghampirinya. Namun si Burung kecewa mengapa yang datang hanya seekor Kerbau, dia menghardik si Kerbau agar menjauh dan mengatakan bahwa makhluk yang tolol tak mungkin mampu berbuat sesuatu untuk menolongnya. Si Kerbau tidak banyak bicara, dia hanya berdiri, kemudian kencing tepat diatas burung tersebut. Si Burung Pipit semakin marah dan memaki maki si Kerbau. Lagi-lagi Si Kerbau tidak bicara, dia maju satu langkah lagi, dan mengeluarkan kotoran ke atas tubuh si burung. Seketika itu si Burung tidak dapat bicara karena tertimbun kotoran kerbau. Si Burung mengira lagi bahwa dia pasti akan mati tak bisa bernapas.
Namun perlahan lahan, dia merasakan kehangatan, salju yang membeku pada bulunya pelan pelan meleleh oleh hangatnya tahi kerbau, dia dapat bernapas lega dan melihat kembali langit yang cerah. Si Burung Pipit berteriak kegirangan, bernyanyi keras sepuas puasnya-nya.
Mendengar ada suara burung bernyanyi, seekor anak kucing menghampiri sumber suara, mengulurkan tangannya, mengais tubuh si burung dan kemudian menimang nimang, menjilati, mengelus dan membersihkan sisa-sisa salju yang masih menempel pada bulu si burung. Begitu bulunya bersih, Si Burung bernyanyi dan menari kegirangan, dia mengira telah mendapatkan teman yang ramah dan baik hati.
Namun apa yang terjadi kemudian, seketika itu juga dunia terasa gelap gulita bagi si Burung, dan tamatlah riwayat si Burung Pipit ditelan oleh si Kucing.

~Dari kisah ini, banyak pesan moral yang dapat dipakai sebagai pelajaran:
1. Halaman tetangga selalu tampak lebih hijau,dari halaman kita sediri, namun Halaman tetangga yang nampak lebih hijau, belum tentu cocok buat kita.
2. Janganlah penampila dipakai sebagai satu satunya ukuran.
3. Apa yang pada mulanya terasa pahit dan tidak enak, kadang kadang bisa berbalik membawa hikmah yang menyenangkan, dan demikian pula sebaliknya.
4. Ketika kita baru saja mendapatkan kenikmatan, jangan lupa dan jangan terburu nafsu, agar tidak kebablasan.
5. Waspadalah terhadap Orang yang memberikan janji yang berlebihan -


Dari Saya,


Success and Wisdom


Bodhi Taruna
|
Author: Success and Wisdom,
•9:09 PM








Seorang wanita sedang menunggu di bandara suatu malam. Masih ada beberapa jam sebelum jadwal terbangnya tiba. Untuk membuang waktu,ia membeli buku dan sekantong kue di toko bandara, lalu menemukan tempat untuk duduk.

Sambil duduk wanita tersebut membaca buku yang baru saja dibelinya. Dalam keasyikannya tersebut ia melihat lelaki disebelahnya dengan begitu berani mengambil satu atau dua dari kue yang berada diantara mereka berdua.
Wanita tersebut mencoba mengabaikan agar tidak terjadi keributan.
Ia membaca, mengunyah kue dan melihat jam. Sementara si Pencuri Kue yang pemberani menghabiskan persediaannya.

Ia semakin kesal sementara menit-menit berlalu. Wanita itupun sempat berpikir: ("Kalau aku bukan orang baik sudah kutonjok dia!"). Setiap ia mengambil satu kue, si lelaki jugamengambil satu.

Ketika hanya satu kue tersisa, ia bertanya-tanya apa yang akan dilakukan lelaki itu. Dengan senyum tawa di wajahnya dan tawa gugup, si lelaki mengambil kue terakhir dan membaginya dua. Si lelaki menawarkan separo miliknya sementara ia makan yang separonya lagi. Si wanita pun merebut kue itu dan berpikir ("Ya ampun orang ini berani sekali"), dan ia juga kasar malah ia tidak kelihatan berterima kasih. Belum pernah rasanya ia begitu kesal.

Ia menghela napas lega saat penerbangannya diumumkan, dan ia mengumpulkan barang miliknya dan menuju pintu gerbang. Menolak untuk menoleh pada si "Pencuri tak tahu terima kasih!".

Ia naik pesawat dan duduk di kursinya, lalu mencari bukunya, yang hampir selesai dibacanya. Saat ia merogoh tasnya, ia menahan napas dengan kaget.
Disitu ada kantong kuenya, di depan matanya. Koq milikku ada di sini erangnya dengan patah hati. Jadi kue tadi adalah miliknya dan ia mencoba berbagi. Terlambat untuk minta maaf, ia tersandar sedih.Bahwa sesungguhnya dialah yang kasar, tak tahu terima kasih dan dialah pencuri kue itu.

~Dalam hidup ini kisah pencuri kue seperti tadi sering terjadi. Kita sering berprasangka dan melihat orang lain dengan kacamata kita sendiri serta tak jarang kita berprasangka buruk terhadapnya.Orang lainlah yang selalu salah, orang lainlah yang patut disingkirkan, orang lainlah yang tak tahu diri, orang lainlah yang berdosa, orang lainlah yang selalu bikin masalah, orang lainlah yang pantas diberi pelajaran.Padahal kita sendiri yang mencuri kue tadi, padahal kita sendiri yang tidak tahu terima kasih.Kita sering mempengaruhi, mengomentari,mencemooh pendapat, penilaian atau gagasan orang lain sementara sebetulnya kita tidak tahu betul permasalahannya. Apakah anda termasuk orang yang demikian? Renungkanlah~

Dari Saya,

Success and Wisdom

Bodhi Taruna

(Artikel di Sadur dari email yang diterima oleh bodhitaruna@gmail.com, identitas pengirim di sembunyikan atas permintaan pengirim)

|
Author: Success and Wisdom,
•9:05 PM








"Jika kamu ingin pengetahuan
mungkin kami bisa mengajarkan apapun yg kami tahu
hal yg tdk tahu maka kami akan tidak mengajarkanya
jika kamu ingin pertengkaran dan perdebatan
mungkin kami akan melangkah mundur menjauhi bayanganmu
yg kalah hanya mendapatkan sakit hati
yg menang hanya mendapatkan kesombongan yg menghacurkan diri sendiri
bukan mendapat piala kebijaksanaan
dan tidak akan mendapatkan ketenangan dalam hati dan pikirannya"
|
Author: Success and Wisdom,
•8:57 PM








Alkisah disuatu masa, terdapat sebuah aquarium berbentuk persegi empat yang begitu besar. Didalam aquarium tersebut terdapat berbagai hiasan rumput-rumputan yang segar, dengan kesan laut yang begitu mendalam. Disisi belakang, terdapat berbagai macam warna lampu yang indah, membuat suasana didalam aquarium itu bertambah hangat. makanan pun berlimpah ruah, dan desiran gelembung-gelembung udara yang begitu lembut membuat aquarium tersebut pantas disebut sebagai SURGA IKAN

Ikan-ikan didalam aquarium tersebut berasal dari tempat penjualan ikan hias yang mahal. Diantara penghuni-penghuni aquarium tersebut terdapat satu ekor ikan mas kolam kecil, yang tinggal didalam aquarium itu juga, biasanya ikan mas kolam kecil, hanya dijadikan umpan pancing atau makan untuk ikan-ikan hias yang buas. Karena iba, sang pemilik ikut memasukkan ikan tersebut ke SURGA IKAN.

Waktu pun berlalu begitu cepat, sang ikan mas kolam kecil, sudah menjadi begitu besar, begitu lincahnya, dia tidak pernah menyia-yiakan makanan, dari sang pemilik, sehingga sekarang dia
menjadi paling besar diantara ikan-ikan yang lain. Muncullah naluri penguasa dari sang ikan mas kolam kecil, karena menganggap dirinya yang paling besar dari penghuni SURGA IKAN lainnya.

Sang ikan kolam kecil telah menjadi penguasa yang kejam, setiap penghuni yang tidak mendengar kata-kata akan disiksa sampai mati. Lambat laun, penghuni surga ikan makin berkurang, karena banyak yang mati karena tidak tahan akan siksaan si ikan mas kolam kecil. Sang pemilik yang menyadari pengurangan penghuni SURGA IKAN menjadi berang, dan dengan seketika dipindahkanlah ikan tersebut ke dalam tempayan yang kecil, yang hanya ditemani oleh kegelapan.

Sang ikan mas kolam kecil pun bersedih dan merasakan ketidakadilan, egonya pun muncul , dia merasa dialah penguasa dengan derajat yang begitu tinggi, tidak mungkin bisa hidup ditempat yang begitu dingin dan sunyi. Tempat yang dingin dan sunyi ini hanyalah cocok untuk ikan-ikan got yang kecil. Dengan perasaan terluka, sang ikan mas kolam kecil yang telah menjadi penguasa SURGA IKAN pun membenturkan kepalanya sampai mati.


~Hidup adalah hierarki tuntutan, hierarki kepuasan dan hierarki kekuasaan. Ketidakmampuan kita untuk perubahan status, mengakibatkan kita frustasi dan mengkerdilkan diri kita sendiri. Apapun status kita sekarang, baik buruk, tinggi rendahnya semua itu, haruslah kita sikapin dengan bijaksana, jangan perna merasa congkak dengan status kita, terus mengali setiap kesempatan yang ada, dan hargai orang-orang disekitar kita, tentunya kebijaksanaan tersebut akan membuat kita menuju kesuksesan sejati~

Dari Saya,

Success and Wisdom

Bodhi Taruna
|
Author: Success and Wisdom,
•8:54 PM








Pada zaman dahulu kala, seorang raja ingin menikahkan putrinya dengan
seorang pria yang layak. Sang raja lalu mengadakan sayembara bagi para
pria yang mampu mencuri sesuatu dari dalam istananya yang dijaga

ketat, tanpa ketahuan oleh siapa pun. Pemenangnya berhak untuk
menikahi putrinya.

Dalam kurun waktu yang ditentukan, banyak pemuda mengikuti sayembara
ini dan menunjukkan kebolehannya. Mereka mengerahkan berbagai
kelihaian dan kesaktian untuk menerobos penjagaan ketat di istana.

Pada hari penentuan, para peserta dikumpulkan. Pemuda pertama
dipanggil menghadap raja dan ditanya hasilnya,

ia menjawab,

"Saya mencuri batu rubi ini dan tak seorang pun di istana yang mengetahuinya."
Raja menjawab, "Bukan kamu pemenangnya."

Pemuda kedua maju,

"Semalam saya mengambil kereta kencana dan
membawanya keluar gerbang, para penjaga saya buat terlelap semua, tak
ada yang melihat saya."

Raja mempersilakan peserta itu duduk kembali.

Dengan percaya diri, peserta berikutnya menghadap,

"Ampun Paduka, sayalah yang mengambil mahkota Paduka dari kamar Paduka, dan seluruh
barisan pertahanan istana tak ada yang menyadarinya."

Raja menggeleng.

Semua orang jadi bingung, karena masih saja belum ada yang dinyatakan
sebagai pemenang. Akhirnya, seorang pemuda menghadap dengan tangan
kosong dan berkata,

"Saya tidak mendapatkan apa pun."

Raja menjawab, "Mengapa?"

Pemuda tersebut menjawab, "Sungguh tidak mungkin
kita bisa mencuri tanpa ketahuan oleh siapa pun, karena setidaknya
selalu ada satu orang yang mengetahuinya, yaitu diri kita sendiri."

Raja pun tertawa lebar dan menyambut sang menantu barunya.

~Betapa damai dan membahagiakannya dunia kita ini, jika setiap orang
mengindahkan suara hatinya. Pada dasarnya nurani setiap orang adalah
bersih adanya. Di dalam hati kita, setidaknya selalu ada rasa "malu"
untuk berbuat buruk dan rasa "takut" akan akibat berbuat buruk. Suara
hati yang bersih adalah penjaga dunia sejati. Masalahnya, apakah kita
memelihara dan mengindahkan suara hati kita atau tidak?~


Dari saya,

Success and Wisdom

Bodhi Taruna


|
Author: Success and Wisdom,
•8:50 PM








Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan,ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin.

Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku,
ibu berkata :

"Makanlah nak, aku tidak lapar"

----------KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk
petumbuhan anaknya.

Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera.

Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disampingku dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata:

"Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan"

---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA

Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku,ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku,
melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api.

Aku berkata :"Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja.

" Ibu tersenyum dan berkata :"Cepatlah tidur nak, aku tidak capek"

---------- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa
jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental.

Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum.

Ibu berkata :"Minumlah nak, aku tidak haus!"

---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri.

Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka,

ibu berkata: "Saya tidak butuh cinta"

----------KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA

Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut.

Ibu berkata : "Saya punya duit"

----------KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM

Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan.

Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika.

Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku "Aku tidak terbiasa"

----------KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkenapenyakit kanker lambung,harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu
yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya.

Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi
seperti ini.

Tetapi ibu dengan tegarnya berkata :

"jangan menangis anakku,Aku tidak kesakitan"

----------KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.

---ooOOOoo---

~Dari cerita di atas, dapat kita renungi betapa besar kasih sayang orang tua kita kepada kita. Kebijaksanaan sejati yang patut kita tiru dan kita jalankan, dengan membalas semua jasa dari mereka, dengan terima kasih, kasih sayang dan ketulusan hati. Jangan sampai kata MENYESAL terucapkan dari bibir kita, karena ketidaksadaran kita akan budi baik orang tua kita. Ingat !!!
Kesuksesan sejati adalah berasal dari pamri orang tua kita ~


Dari Saya,

Success and Wisdom

Bodhi Taruna

(Artikel di Sadur dari email yang diterima oleh bodhitaruna@gmail.com, identitas pengirim di sembunyikan atas permintaan pengirim)

|
Author: Success and Wisdom,
•8:45 PM







Saya seorang mantan guru sekolah musik dari Des Moines, Iowa. Saya
mendapat nafkah dengan mengajar piano-selama lebih dari 30 tahun.
Selama itu, saya menyadari tiap anak punya kemampuan musik yang
berbeda. Tapi saya tidak pernah merasa telah menolong walaupun saya
telah mengajar beberapa murid berbakat.

Walaupun begitu, saya ingin bercerita tentang murid yang "tertantang
secara musik". Contohnya adalah Robby.

Robby berumur 11 tahun, ketika ibunya memasukkan dia dalam les untuk
pertama kalinya. Saya lebih senang kalau murid (khususnya laki-laki)
mulai ketika lebih muda, saya jelaskan itu pada Robby. Tapi Robby
berkata, ibunya selalu ingin mendengar dia bermain piano. Jadi saya
jadikan dia murid.

Robby memulai les pianonya dan dari awal saya pikir dia tidak ada
harapan.
Robby mencoba, tapi dia tak mempunyai perasaan nada maupun irama
dasar yang perlu dipelajari. Tapi dia mempelajari benar-benar tangga
nada dan beberapa pelajaran awal yang saya wajibkan untuk dipelajari
semua murid.

Selama beberapa bulan, dia mencoba terus dan saya mendengarnya dengan
ngeri dan terus mencoba menyemangatinya. Setiap akhir pelajaran
mingguannya, dia berkata, "Ibu saya akan mendengar saya bermain pada
suatu hari."

Tapi rasanya sia-sia saja. Dia memang tak berkemampuan sejak lahir.
Saya hanya mengetahui ibunya dari jauh ketika menurunkan Robby atau
menjemput Robby. Dia hanya tersenyum dan melambaikan tangan tapi
tidak pernah turun.

Pada suatu hari, Robby tidak datang lagi ke les kami. Saya berpikir
untuk menghubunginya, tapi karena ketidakmampuannya, mungkin dia mau
les yang lain saja. Saya juga senang dia tidak datang lagi. Dia
menjadi iklan yang buruk untuk pengajaran saya!

Beberapa minggu sesudahnya, saya mengirimkan brosur ke tiap murid,
mengenai pertunjukan yang akan dilaksanakan. Yang mengagetkan saya,
Robby (yang juga menerima brosur) menanyakan saya apakah dia bisa
ikut pertunjukan itu.

Saya katakan kepadanya, pertunjukan itu untuk murid yang ada sekarang
dan karena dia telah keluar, tentu dia tak bisa ikut.

Dia katakan bahwa ibunya sakit sehingga tak bisa mengantarnya ke les,
tapi dia tetap terus berlatih. "Bu Hondrof... saya mau main!" dia
memaksa.

Saya tidak tahu apa yang membuat saya akhirnya membolehkan dia main di
pertunjukan itu. Mungkin karena kegigihannya atau mungkin ada sesuatu
yang berkata dalam hati saya bahwa dia akan baik-baik saja.

Malam pertunjukan datang. Aula itu dipenuhi dengan orang tua, teman,
dan relasi. Saya menaruh Robby pada urutan terakhir sebelum saya ke
depan untuk berterima kasih dan memainkan bagian terakhir. Saya rasa
kesalahan yang dia buat akan terjadi pada akhir acara dan saya bisa
menutupinya dengan permainan dari saya.

Pertunjukan itu berlangsung tanpa masalah. Murid-murid telah berlatih
dan hasilnya bagus. Lalu Robby naik ke panggung. Bajunya kusut dan
rambutnya bagaikan baru dikocok. "Kenapa dia tak berpakaian seperti
murid lainnya?" pikir saya. "Kenapa ibunya tidak menyisir rambutnya
setidaknya untuk malam ini?"

Robby menarik kursi piano dan mulai. Saya terkejut ketika dia
menyatakan bahwa dia telah memilih Mozart's Concerto #21 in C Major.
Saya tidak dapat bersiap untuk mendengarnya.

Jarinya ringan di tuts nada, bahkan menari dengan gesit. Dia
berpindah dari pianossimo ke fortissimo... dari allegro ke virtuoso.
Akord tergantungnya yang diinginkan Mozart sangat mengagumkan! Saya
tak pernah mendengar lagu Mozart dimainkan orang seumur dia sebagus itu!

Setelah enam setengah menit, dia mengakhirinya denganc rescendo besar
dan semua terpaku disana dengan tepuk tangan yang meriah. Dalam air
mata, saya naik ke panggung dan memeluk Robby dengan sukacita. "Saya
belum pernah mendengar kau bermain seperti itu, Robby! Bagaimana kau
melakukannya?"

Melalui pengeras suara Robby menjawab, "Bu Hondorf... ingat saya
berkata bahwa ibu saya sakit? Ya, sebenarnya dia sakit kanker dan dia
telah berlalu pagi ini. Dan sebenarnya... dia tuli sejak lahir jadi
hari inilah dia pertama kali mendengar saya bermain. Saya ingin
bermain secara khusus."

Tidak ada satu pun mata yang kering malam itu. Ketika orang-orang dari
Layanan sosial membawa Robby dari panggung ke ruang pemeliharaan, saya
menyadari meskipun mata mereka merah dan bengkak, betapa hidup saya
jauh lebih berarti karena mengambil Robby sebagai murid saya.

Tidak, saya tidak pernah menjadi penolong, tapi malam itu saya
menjadi orang yang ditolong Robby. Dialah gurunya dan sayalah
muridnya. Karena dialah yang mengajarkan saya arti ketekunan, kasih,
percaya pada dirimu sendiri, dan bahkan mau memberi kesempatan pada
seseorang yang tak anda ketahui mengapa.

~Dalam ketekunan, kesuksesan dapat diraih, dengan ketekunan batu kerikil yang menghambat didalam hidup kita dapat dihancurkan, tekad
kan semangat dalam ketekunan dan ketulusan hati, niscaya sukses akan menjadi
milik anda~

Dari saya,

Success and Wisdom

Bodhi Taruna

(Artikel di Sadur dari email yang diterima oleh bodhitaruna@gmail.com, identitas pengirim di sembunyikan atas permintaan pengirim)

|
Author: Success and Wisdom,
•8:40 PM








Hidup adalah pilihan. 2 sisi yang berbeda, tidak searah, dan bertolak belakang.
Masing-masing punya kekuatan dan kelemahannya. Menentukan pilihan bagaikan
bermain judi, salah sedikit, kita akan masuk ke keadaan yang tidak menyenangkan.

Alangkah baiknya dalam menyikapi nya, pastikan bahwa apa yang kita pilih sesuai dengan
suara hati kita. dan JANGAN PERNAH MENYESAL apapun keputusan anda.
Karena hidup adalah perjalanan untuk menentukan pilihan. PILIH, TENTUKAN, dan JALANKAN

Apapun hasilnya, pasti ada hikmah dibelakangnya.

Dari Saya,

Success and Wisdom

Bodhi Taruna
|