Author: Success and Wisdom,
•8:28 AM






Jauh di perdalaman Afrika, hiduplah sekelompok gajah yang hidup dalam kebersamaan. Mereka selalu mencari makan bersama dan menghabiskan waktunya bersama. Mereka pun sangat bersahabat dengan hewan-hewan lain sesama penghuni hutan.

Namun dari kelompok gajah tersebut, ada seekor gajah kecil yang suka berbohong dan menipu. Dia akan tertawa apabila ada yang termakan oleh tipuannya. Seluruh hutan mengetahuinya namun mereka hanya kesal dan menahan kesabaran karena tipuannya.

"Akulah gajah terhebat dihutan ini, semua binatang telah termakan oleh tipuan ku" sahut gajah dengan angkuhnya

"Kenapa engkau selalu suka berbohong, apakah kamu tidak takut seluruh hutan tidak akan percaya dengan kata-kata mu nanti" nasehat gajah yang lebih tua kepada nya

"Tidak mungkin....." Sahut gajah kecil sambil berlalu

Siang harinya, gajah-gajah mencari makan bersama, sambil melintasi padang rumput yang luas, mereka berjalan berkelompok dan tidak ketinggalan si gajah kecil. Didalam perjalanannya, karena kecerobohannya, gajah kecil terjerat oleh akar pohon. Dia berteriak minta tolong namun gajah-gajah hanya memandang dan berkata :

"Sudah cukuplah kamu berbohongan, kita tidak akan percaya lagi pada mu"
gajah-gajah berjalan meninggalinya sendirian yang kesakitan.

Akibat teriakannya, serigala-serigala lapar yang sedang mencari mangsanya, mendekati gajah kecil tersebut, yang telah ditinggali rombongannya sendiri, sambil mengigit si gajah kecil dan tewas lah gajah kecil dalam kebohongannya

~"Mulut mu adalah harimau mu" adalah sangat tepat mengambarkan bagaimana kita harus menjaga kata-kata kita, hindari kebohongan, karena hanya akan menimbulkan ketidak percayaan orang lain terhadap kita. Mengingkari kepercayaan ataupun berbohong, hanya akan membuat kita direndahkan karena perbuatan kita~

Dari Saya,

Success and Wisdom

Bodhi Taruna
|
Author: Success and Wisdom,
•8:08 PM








Alkisah di negeri tiongkok kuno, tinggallah seorang ayah yang sangat bijaksana, beserta anak lelakinya disuatu desa yang damai. Sang ayah sangat menyayangi anak lelaki, namun dalam mendidik anaknya sang ayah tidak pernah memarahinya ataupun menggunakan kekerasan.

Pada suatu hari, sang ayah mengajak sang anak ke kota untuk membeli kuda. Mereka pun menumpang kereta kuda dari desa ke kota, karena jarak antar desa ke kota sangat jauh, tanpa merasa lelah, dan sang anak sangat senang karena baru kali ini lah dia menuju ke kota.

Sesampainya di kota, sang anak yang begitu gembira terus melihat sekeliling kota, dia menoleh ke kiri dan ke kanan, dan tanpa disadari, dia melihat ada pertunjukkan drama di tengah kota, dan timbullah niat untuk menonton pertunjukkan tersebut. Dia pun memisahkan diri dari ayahnya yang berjalan didepannya menuju ke pasar kota.

Hari sudah semakin siang, sang ayah terlihat panik mencari sang anak kesana kemari, setelah mengetahui anaknya tidak ada dibelakangnya. Dia begitu gelisah, semua liku pasar di kota tersebut pun di laluinya demi mencari anak kesayangannya itu. Akhirnya, dalam kebingungannya, dia duduk disebuah taman kota didekat pasar, dengan pandangan kosong. Tanpa disadarinya sang anak yang telah menonton pertunjukkan drama pun menghampiri ayahnya. Melihat anaknya datang sang ayah begitu gembira dan berkata :

"Darimana kamu dari tadi nak, ayah menelusuri seluruh pasar ini tapi tidak menemuhi mu"
"Saya mengikuti ayah dari belakang, namun karena ayah begitu cepat jalannya, saya pun tertinggal dan tersesat ayah" Kata anaknya berbohong

Sang ayah yang mengetahui anaknya bohong, pun tersenyum dan berkata :
"Baiklah, aku sebagai ayah tidak mampu menjaga mu, bahkan sampai kamu tersesat, mari kita pulang ke rumah, hari sudah semakin sore. Kamu naikilah kuda yang baru ayah beli, ayah akan berjalan kaki untuk merenungi kesalahan ayah"

Sang anak yang begitu terkejut mendengar jawab sang ayah, bermaksud ingin bicara, namun ayahnya telah berjalan kedepan menuju ke rumahnya didesa. Dalam penyesalannya sang anak melihat sang ayah yang berjalan penuh peluh di mukanya, terus berjalan menuju kedesa, untuk menemani ayah, sang anak memperlambat laju kuda yang dikendarainya.

Berjam-jam sang ayah berjalan menuju ke desa, dan dengan penuh isak tanggis sang anak pun turun dari kuda, dan menuntun ayahnya untuk menaikki kuda, sambil berkata:
"Saya tahu saya salah, saya telah berbohong, tolong jangan siksa diri ayah lagi, naik lah ke atas kuda ayah"

Ayah tersenyum sambil memeluk anak kesayangannya itu.

~Kekerasan tidak bisa dihadapin dengan kekerasan, namun kekerasaan harus dihadapin dengan kelembutan, pepatah yang sangat menarik, mencerminkan pribadi sang ayah dalam cerita diatas, dalam mendidik anak dipenuhi oleh kasih sayang, mendidik tanpa kekerasan, sungguh suatu kebijakkan yang patuh kita contoh. Andai saja kita mampu menirunya, tentu dunia ini akan dipenuhi kebahagiaan~

Dari Saya,

Success and Wisdom

Bodhi Taruna


|
Author: Success and Wisdom,
•11:25 PM








Alkisah di sebuah desa, tinggallah seorang ibu bersama anak tunggalnya yang telah beranjak dewasa. Sang ibu dan anaknya tinggal dalam kehidupan yang sederhana, bahkan kekurangan semenjak ditinggal oleh suaminya karena sakit.

Pada suatu hari sang anak sehabis pulang dari kerja, duduk termenung seorang diri. Mukanya penuh kekesalan, dan mulutnya tidak habis-habis mendumel. Sang ibu yang begitu menyayanginya pun datang menghampirinya, dan berkata :

"Kenapa engkau terlihat begitu sedih dan penuh kekesalan anakku"
"Kenapa hidupku selalu penuh dengan masalah, semua orang ditempat ku bekerja tidak ada yang menghargaiku, mereka selalu mengolok-ngolok diri ku, padahal aku bekerja sekuat tenaga" sahut anak itu kesal
Sang ibu mendengarkan keluh kesah sang anak, dan berkata:
"Nak, coba kamu liat bunga sepatu di belakang rumah kita"
"Dia selalu tumbuh, dan memperlihatkan kecantikkannya, walaupun tidak ada yang melihatnya, dia selalu menunjukkan keindahannya, tanpa perna merasa lelah, dan begitu orang melihatnya, orang akan terpesona atas keindahannya" sambung ibu tersebut
"Maksud ibu" tanya sang anak

Sambil mengusap lembut kepala si anak, sang ibu pun melanjutkan kata-katanya
"Seperti bunga sepatu di belakang rumah kita, begitu jugalah kita harus bertindak. Kerjakan lah
pekerjaan mu sekuat tenaga mu, tanpa memperdulikan kata-kata orang lain. walaupun tidak ada yang menghargai kerja keras mu, namun nantinya mereka akan menyadari betapa luar biasanya kita, seperti bunga sepatu yang begitu indah ditaman"

Sang anak mengangguk tanda mengerti, dan tersenyum sambil memeluk ibu tercintanya
"Terima kasih atas nasehatnya ibu" ucapnya penuh haru

~Sering kali dalam bekerja, kita selalu diremehkan, diolok-olok, bahkan tidak dihargai kerja keras kita, namun selalu lah bepikir positif, tunjukkan profesionalitas kita dengan sungguh-sungguh, niscaya orang yang dulunya meremehkan kita pun akan terpesona oleh hasil dari kerja keras kita~

Dari Saya,

Success and Wisdom

Bodhi Taruna


|
Author: Success and Wisdom,
•8:58 PM







Di Filipina, masyarakat pedesaan gemar sekali menangkap dan memakan kepiting sawah. Kepiting itu ukurannya kecil, namun rasanya cukup lezat. Kepiting-kepiting itu ditangkap pada malam hari, lalu dimasukkan ke dalam baskom, tanpa diikat. Keesokkan harinya, kepiting-kepiting ini akan direbus, lalu disantap untuk lauk selama beberapa hari.


Yang menarik, tentu saja kepiting-kepiting itu akan selalu berusaha untuk keluar dari baskom, sekuat tenaga mereka, dengan menggunakan capit-capitnya yang kuat. Namun, seorang penangkap kepiting yang handal selalu tenang meskipun hasil buruannya selalu berusaha meloloskan diri.

Jurusnya hanya satu, si penangkap tahu betul sifat para kepiting itu. Jika ada seekor kepiting yang nyaris meloloskan diri keluar dari baskom, teman-temannya pasti akan menariknya lagi kembali ke dasar. Bila ada lagi yang naik dengan cepat ke mulut baskom, lagi-lagi temannya akan menariknya turun. Begitu seterusnya, sampai akhirnya tak seekor kepiting pun yang berhasil kabur dari baskom.

Keesokan harinya, sang penangkap tinggal merebus mereka semua dan matilah sekawanan kepiting yang dengki itu.

~Cerita diatas sama dengan kehidupan yang biasa kita alami. Orang disekitar kita selalu merasakan iri atas keberhasilan kita, dan selalu ingin menarik diri kita ke dalam lubang kegagalan. Namun kita pun harus menyikapi dengan bijak, selalu berpikir positif, biarkan pandangan-pandangan negatif selalu menghalangi kita, buktikan dengan bijak, bahwa sukses selalu datang bagi orang selalu bekerja keras, dan memiliki visi untuk menang~

Dari Saya,

Success and Wisdom

Bodhi Taruna

(Artikel disadur dari eksiklopedia perilaku hewan)
|