Author: Success and Wisdom,
•10:36 PM







Sebuah hati yang masih muda sedang membanggakan dirinya. Dia merasa dia lah hati yang terindah di dunia ini. Tidak ada yang bisa menandinginya. Begitu halus, tanpa celah dan begitu indah. Hati-hati yang lain pun memandang dengan penuh pesona, sambil mengagumi keindahan hati tersebut.

Tiba-tiba datanglah sebuah hati yang sudah begitu tua, dengan penuh bagian yang tidak rata, akibat luka-luka yang mengering di hati tua tersebut. Dia pun berkata:
"Hati mu memang begitu indah hati muda, namun sesungguhnya keindahan hati mu tertentu saja tidak bisa melebihi keindahan diri ku" Kata hati tua kepada hati muda
Hati muda berpikir dia begitu tua, apa yang bisa di banggakan darinya, tidak ada yang istimewa dari hati tua ini. Dia pun berkata:
"Wahai hati tua, engkau penuh dengan luka-luka dan tubuhnya yang tak beraturan, apa yang bisa dibanggakan dari mu, kenapa engkau mengatakan engkau begitu istimewa?" Cibir sang hati muda

"Dengarkanlah hati muda, tubuh mu memang begitu sempurna, namun tahukah engkau darimana asal luka ditubuhku ini? " tanya si hati tua
"Aku selalu memberikan sebagian kasih ku kepada orang yang memerlukannya dengan memberikan sedikit tubuh ku, dan mereka juga biasanya membalasnya dengan memberikan sedikit tubuhnya untuk aku, makanya aku penuh luka dan tidak teratur"

"Aku selalu memberikan kasih ku tanpa meminta apa pun, kadang yang menerima sedikit dari tubuh ku, tidak membalas dengan membagikan sedikit dari tubuh ku juga, namun aku selalu senang apabila bisa membagikan kasih ku kepada siapa saja yang membutuhkan"

Mendengar hal tersebut, si hati muda pun menyobek sedikit tubuhnya dan dibagikan kepada si hati tua, dan hati tua pun menerima dengan memberikan sedikit bagian tubuhnya juga. mereka tersenyum dan merasakan kebahagiaan bersama
"Walaupun sekarang tubuh ku sudah tidak sempurna lagi, namun aku merasakan betapa berharga diri ku sekarang, dengan berbagi kasih, terima kasih hati tua" ujar sang hati muda

~Kadangkala sifat egois, memenjarakan untuk menjadi makhluk individual, mementingkan diri sendiri, tanpa memikirkan sekitar kita, namun tanpa kasih, hidup kita tidak akan memiliki makna lebih, tanpa kasih kita hanya hidup dalam keterikatan manusiawi. Mulailah berbagi kasih dengan siapapun, tanpa mengharapkan pamrih apapun. Maka kasih-kasih yang tulus akan segera menghampiri anda dan kebahagiaan anda~

Dari Saya,

Bodhi Taruna

Success and Wisdom
|
Author: Success and Wisdom,
•6:24 PM








Alkisah dicerita di jaman tiongkok kuno, terlihat seorang anak kecil bernama xing-xing, sedang berada disuatu pasar yang ramai bersama ibunya. Satu persatu jalan dipasar itu dilewati mereka untuk mencari barang-barang kebutuhan mereka. Tepat di sebuah toko perhiasan, xing-xing melihat sebuah kalung mutiara plastik yang begitu indahnya, timbul keinginan untuk mendapatkannya, dan dia pun merengek untuk dibelikan oleh ibunya.

"Ibu, boleh kah aku meminta kalung mutiara itu? belikan untuk ku ibu, dan aku akan mengikuti apapun perkataan ibu" sahutnya merengek
"Xing-xing kalung itu harganya tidak murah, namun ibu akan membelikannya untuk mu, namun berjanjilah, setiba kamu dirumah, kamu harus membantu ibu bekerja, kamu setuju" jawab ibunya
"Baik ibu" sahut xing-xing cepat

Sesampainya dirumah, xing-xing pun mengerjakan semua permintaan ibunya, untuk membantunya membereskan rumah. Setelah selesai membantu ibu nya bekerja, xing-xing pun memakai kalung mutiara plastik itu pemberian ibunya, begitu senangnya dia, sehingga setiap hari dia selalu memakai kalung itu kemana saja.

Hari pun berlalu, dan xing-xing masih saja menggunakan kalung plastik tersebut, ibunya pun mendekatinya dan berkata
"Xing-xing, beberapa bulan ini, kalung mutiara plastik itu selalu menemani mu, boleh kah bila ibu memintanya?" tanya ibu nya
"Jangan ibu, aku sangat menyukainya, aku mohon" sahut xing-xing begitu cemas
"Baiklah ibu tidak akan memintanya" kata ibunya tersenyum

Esoknya ibunya pun kembali meminta kalung mutiara itu kepada anaknya, namun sama saja jawaban dari xing-xing, menolaknya dan menolaknya, namun ibunya selalu tersenyum mendengar jawaban sang anak.

Pada suatu hari, tanpa sengaja xing-xing merusak kalungnya, sehingga dengan sedihnya dia melihati kalungnya yang telah rusak sambil menanggis, dengan tanggisan xing-xing ibunya pun mendekatinya
"Kenapa xing-xing kamu menanggis"
"Kalung ku rusak oleh kecerobohan ku bu, aku sedih sekali" sahut xing-xing sambil terisak-isak menahan tanggisannya
Ibunya pun mendekat, dan dibelainya xing-xing sambil berkata
"Tahukah kamu kenapa ibu selalu meminta kalung mu?"Tanya sang ibu
"Tidak bu" jawab xing-xing singkat
"Ibu tidak mau kamu terlalu senang dengan kalung itu, sehingga kamu menjadi terikat dengan kalung yang kamu miliki" kata ibunya
"Bila kamu terlalu terikat dengan sesuatu dan puas dengan apa yang kamu miliki sekarang, kamu akan malas untuk berusaha mendapatkan yang lebih baik lagi, berhenti belajar, dan kamu akan menjadi katak dalam tempurung"
"Ingatlah itu sebagai pedoman diwaktu kamu dewasa nanti" kata sang ibu sambil menyerahkan sebuah kantong yang berisikan kalung permata asli.
"Ibu telah menyiapkan kalung ini untuk ditukar dengan kalung mu yang lama, namun kamu selalu menolak nya bukan, jadikan lah ini sebagai pedoman hidup mu xing-xing"sahut ibunya sambil membelai xing-xing
"Terima kasih ibu, aku mengerti sekarang. Aku akan selalu berusaha menjadi lebih baik, dan tidak cepat puas dengan apa yang aku miliki sekarang" sahut xing-xing dengan gembira mendapatkan kalung permata asli

~Kadang kita terlalu takut untuk menyerahkan apa yang kita miliki sekarang, untuk mendapatkan hal yang lebih baik. Kita suka terlarut dengan keadaan yang kita miliki, dan menganggapnya sebagai nasib. Seperti pepatah china yang mengatakan "Melepas ikan kecil untuk mendapatkan ikan besar", haruslah kita bertindak sedemikian, untuk selalu mencoba hal yang lebih besar, dengan perencanaan yang tepat, dan berani melepaskan hal yang kecil yang kita punya, untuk mendapatkan hasil yang lebih dahsyat. Maka kita akan menjadi orang besar yang sukses~

Dari Saya

Success and Wisdom

Bodhi Taruna

|